MAKLUM ANAK ORANG KAYA
Kata
Bill Gates
“tidak ada laki laki mapan
diusia 25 tahun,
Kecuali orang tuanya kaya raya”
Perkataan bapak
bapak kaya raya itu, akhir akhir ini ramai bertebangan di lini masa.
Mungkin karena
relate dengan kehidupan, atau mungkin sebagai pembelaan para lelaki diusia yang
disebutkan, wkwkwkwk.
Tapi, menarik
juga untuk jadi pembicaraan, yaudah mari kita bicarakan dengan sederhana saja…
Kekayaan Adalah Privilege
Mengapa bisa
kekayaan menjadi sebuah keistimewaan di dunia ini, ya jawabnya simple karena
tidak semua insan di dunia bisa merasakan kekayaan. Tapi ternyata bukan
berhenti di situ saja. Nyatanya kekayaan bisa mempermudah dan memperindah
kehidupan. Apalagi di zaman sekarang rasanya hidup dipeluk kekayaan membuat
hidup terasa nyaman dan asri. Terlahir dari keluarga kaya membantu kita untuk
menjalani hidup, kehidupan memang keras namun jika kehidupan dihadapkan dengan
kekayaan, kehidupan yang keras bisa menjadi lunak, kayak permen yupii
.
Wajar saja
banyak sinisme yang mengarah pada anak orang kaya, banyak orang yang menganggap
kehidupan anak orang kaya lebih gampang dijalani ketimbang kehidupan anak anak
orang biasa. Yaaa sebenernyaa iyaa sih….. eh gatau ding.
Kalo dilihat
dari luar saja memang kehidupan anak orang kaya sangat menyenangkan mereka bisa
mendapatkan apa yang mereka mau tanpa harus memulai usaha terlebih dahulu,
mereka bisa mendapatkan apa yang mereka minta dengan meminta sama ayah bunda.
Yakali….. ayah
bunda gak akan ngasih, kan ayah bunda cari uang juga buat anak anaknya,
kiwkiwkiw.
Kekayaan Mempermudah (gambaran
kecil)
Melihat fenomena
yang sering terjadi, kekayaan memang bisa mempermudah segala urusan, bahkan
hingga mempermudah hukuman~~
Dahlah, kita
melihat dari sisi yang lain saja, mari kita lihat dari sisi pendidikan. Kenapa ambil
dari pendidikan? Karena saya sendiri pernah melihat sendiri waktu di bangku
sekolah dasar.
Anak anak yang
orang tuanya lebih dari berkecukupan dengan mudah mendapatkan pendidikan
tambahan, yang membuat anak anak orang kaya bisa cepat lebih pintar.
Mengapa bisa?
Karena mereka,
anak anak orang kaya. Bisa mengikuti bimbel tambahan di luar sekolah, yang
belum tentu anak anak orang biasa bisa mengikuti bimbel tersebut, karena biaya
yang dikeluarkan cukup tinggi. Katakanlah biaya les di bimbel tersebut 1-3jt
untuk biaya pendaftaran disuatu bimbel. Anak orang kaya tentu bisa bisa saja
mendaftar dengan mudah karena apa? Karena mereka anak orang kaya. Orang biasa
belum tentu, karena apa? Karena biaya pendaftaran bimbel tersebut setara dengan
pendapatan satu bulan orang tua mereka, hehehe
Maka bersujud
syukurlah kalian, karena nikmat yang diterima oleh kalian. Belum tentu dapat
dinikmati teman teman kalian, wahai anak orang kaya. (membaca dengan nada
tretan muslim)
“Lah tapi ada
kok temen saya, anak orang kaya dia juga ikut bimbel tapi biasa aja gak terlalu
pinter.”
“Ya bonggane
sapa, wkwkwkwk.”
Bersyukur, dan Manfaatkan
hal yang selalu
orang biasa ingin katakan kepada anak orang kaya adalah, Bersyukur dan
Manfaatkan.
Anak orang kaya
harus bersyukur dan memanfaatkan takdir yang diberkan oleh Tuhan, namun terkadang
(tidak semuanya) dalam pandangan anak orang biasa, anak orang kaya kurang mampu
memanfaatkan nikmat kaya yang diberikan oleh Tuhan pada orang tuanya lalu turun
kepada dia. Saya kerap sekali mendengar ucapan temen temen saya yang mengucap “coba
ya aku anak orang kaya, aku udah bikin usaha ini itu, bukannya foya foya”, ya
kita semua tau ngomong mah gampang~~
Tapi, memang
banyak ditemui anak orang kaya kurang memanfaatkan ke privilege nya. Ada beberapa circle anak orang kaya lebih condong
menggunakan kekayaanya utk hal hal yang mubadzir, hanya untuk sebuah kesenangan
yang semu. Tidak menggunakan kesempatan itu pada hal hal yang baik dan berguna.
“Jadi anak orang
kaya itu serba salah tau, kalo lagi seneng seneng salah, kalo bikin usaha juga
kena hujat, alah dia mah orang tuanya kaya jadi wajar bikin usaha”.
Bikin usaha
dengan background anak orang kaya, rasanya tidak akan lepas dengan hujatan
hujatan seperti itu, tapi gapapa tutup telinga aja. Karena kamu telah di jalur
yang benar.
Kenapa?, karena
kamu tlah memanfaatkan privilege mu.
Banyak anak anak
di luar sana yang ingin menjalankan suatu bisnis usaha terhalang karena modal
biaya, sedangkan kamu terlahir dari keluarga yang bisa membantu berjalannya
usahamu, sebuah keuntungan bukan?. Semua orang akan angkat topi ketika kamu
bisa memanfaatkan kekayaan orang tua mu di jalan yang benar dan dapat membantu
sekitar, jika ada yang ngomongin kamu dari belakang kamu bisa bikin usaha karena
orang tua mu kaya, yaudah gapapa loh emang nyatanya begitukan? Menurutku itu
lebih baik daripada uang orang tua kamu digunakan untuk membeli banyak minuman
orangtua, loh e gak bahaya taa.
Mungkin salah
satu resiko jadi anak orang kaya, apa yang mereka lakukan akan dilihat karena
mereka anak orang kaya, hingga membuat usaha dari diri mereka sendiri ketutup
karena takdir mereka, terlahir dari anak orang kaya. Seakan akan pencapaian
anak orang kaya disebabkan karena orang tua mereka kaya, ckckck. Kasian ya, loh
tapi kamu kaya. Gk jadi kasian deh…..
“Aku malu, mau
bikin usaha tapi ntr dianggap, lah dia mah dibantu orang tua nya, orang tua nya
kan kaya”.
LAH TERUS?
Adanya orang tua
untuk ngebantu anaknya dong, itu juga udah jadi kewajiban orang tua untuk
ngebantu segala proses anaknya, nah kamu beruntung loh wahai anak orang kaya. Orang
tua mu bisa ngebantu proses berkembangmu, kamu butuh modal, mereka bantu, kamu
butuh, tambahan modal, mereka bantu lagi. nanti kalo kamu udah ada usaha dan
usaha mu lancer dan sukses, intinya kalo ditanyain seseorang jangan jawab “ ya
saya begini tanpa bantuan dari orang tua walau orang tua saya orang berada”. Jangan
deh karena mau gimanapun peran orang tua akan selalu ada, dan hal hal begini
yang kadang bikin kesel orang biasa, wkwkwkwk.
Manfaatkan peluang
prosesmu, karena bisa aja 0% proses orang biasa adalah 10% dari prosesmu. Mengapa begitu? Ya karena kamu
anak orang kaya. Yang kemungkinan orang tua kamu bisa membantu lebih prosesmu
utk menjadi manusia, ketimbang orang tua orang biasa. Dan gausah malu untuk
memulai sebuah proses yang di dalamnya ada campur tangan orang tua mu, karena
saya yakin apa yang mereka punya juga bertujuan untuk mempermudah kehidupan
anaknya.
Bagaimana dengan nasib kita, sesama
orang biasa?
Kata
kata hari ini
SEMBILAN BULAN IBU
MERAKIT TUBUH KITA MENJADI MESIN
PENGHANCUR BADAI,
LALU KENAPA HANYA KARENA GERIMIS KITA
HARUS TUMBANG.
Berhenti untuk terus
membandingkan kehidupan, mengeluh jelas tidak boleh. Tapi ngomong bisane yah
sambil mlongo cepon sangat direkomendasikan.
Sejatinya kita
orang biasa juga mempunyai privilege, tekad yang kuat.
Sebetulnya bukan
privilege sih tapi itu emang sebuah tuntutan, hahahaha.
Ya mau gimana,
yang kita bisa kita andelin ya diri kita, mau ngandelin apalagi? Tentu tugas
kita untuk memulai suatu proses bakal lebih pegel pegel, kadang juga encok. Perjalanan
orang biasa lebih berat.
Ketika kita mau
bikin usaha yang bisa support kita untuk kucuran dana hanyalah pinjol. Tapi ada
point yang sering kita alami, kadang tanpa sadar kita selalu mengidam idamkan
kehidupan orang yang lebih ada daripada kita, akhirnya kita terlena dan
berujung iri, karena hal itu tekad kita sudah patah dengan mengucap, “orang
seperti saya mah bisa apa”.
Kadang, kita
sendiri yang membuntukan jalan kita.
Proses orang
biasa akan selalu dapat dukungan ketika ingin memulai sebuah langkah, tapi
ketika orang biasa itu sudah melangkah, orang yang tadi memberikan dukungan berubah
jadi orang yang meragukan.
“kata kamu dia
bakal berhasil engga”
“kata aku sih
engga”
“iya, aku juga
mikir gitu”.
Kita sepakat
bahwa kerap menyesali tindakan anak orang kaya yang kadang dengan gampang nya
mengeluarkan duit utk hal yang ga berguna, sedangkan kita sendiri sebagai orang
biasa butuh dana utk melanjutkan kehidupan atau membangun sebuah usaha, tapi
belum tentu ketika kita diposisi mereka, kita juga gak akan melakukan hal yang
mereka lakukan.
Kehidupan penuh
keembuhan…
Jika kalian
merasa kita hanya orang biasa, maka bertaruhlah karena kita memang harus bertaruh
untuk mendapatkan yang kita perlukan. Kehidupan yang keras tidak pernah melunak
utk orang orang biasa seperti kita.
Barangkali juga,
mereka orang tua para anak orang kaya. Dulu terlahir dari orang biasa, yang
bertaruh di dalam ring kehidupan, lalu menang.
Dan mereka
mendapatkan trophy kemenangan, berupa kesejahteraan untuk keturunanya.
Mungkin kita
tidak diberi kesempatan terlahir dalam posisi sebagai anak orang kaya, tapi
kita semua masih punya potensi melahirkan anak orang kaya.
Komentar
Posting Komentar