Peluk Sebelum Tidur
PELUK SEBELUM TIDUR
Di kamar itu, di kamar yang penuh hiasan cantik, Reina duduk di atas kasurnya. Ia duduk sambil menatap kaca panjang yang berada di hadapan nya. Reina adalah anak perempuan kecil berusia 6 tahun. Mata nya lentik, pipi nya tembem, dan senyum nya manis mirip seperti ibunya. Reina anak pemberani di usia 6 tahun reina sudah tidur sendiri, namun akhir akhir ini reina susah untuk memejamkan mata nya di kala malam. Sebab, ayahnya sering sekali pulang malam.
Ayah reina seorang pegawai bank, akhir akhir ini dia sering pulang larut malam. Setiap reina bertanya ‘kenapa ayah pulang malem terus?’ ‘maaf ya reina, kerjaan di kantor ayah numpuk, jadi ayah terpaksa harus pulang malam’. Jawab si ayah
Dari dalam kamar, reina mendengar suara langkah kaki, langkah itu berasal dari ruang keluarga rumah reina.
‘hore ayah pulang!’ sorak reina, senang
‘sstt, jangan berisik udah malem reina. Reina ini udah jam 02:00 pagi, kamu kenapa belum tidur sayang’ kata ayah reina
‘reina kangen ayah, ayah pulang malem terus. Setiap reina bangun tidur ayah udah gak ada di rumah, terus abis itu pulang nya malem. Kan reina jadi gabisa ketemu dan main sama ayah kayak dulu.’ Ucap reina
Si ayah mendekati reina, lalu iya jongkok dan menatap wajah reina, di ikuti dengan senyuman ramah.
Si ayah berkata ‘reina, sabar ya. Pasti kita bakal main lagi kok, tapi untuk sementara ini ayah harus kerja dulu.’
Sambil memasang muka sedih reina menjawab ‘jadi ayah sekarang lebih suka kerja, daripada main sama reina’
‘engga gitu anak manis, ayah kerja supaya kita punya banyak uang. Biar reina bisa sekolah sampai jadi dokter, kan katanya reina mau jadi dokter’ jawab si ayah dengan nada ramah
Reina menundukan kepala nya, mata indahnya mengeluarkan air mata. ‘buat apa reina punya banyak uang, tapi Cuma punya sedikit waktu untuk bareng sama ayah’ jawab reina sambil menangis.
Mendengar jawaban dari reina si ayah hanya memandang ke atas atap rumah, lalu mengularkan nafas panjang dan terdiam. Suasana menjadi dingin
‘ayah, reina pengin deh naik sepeda sore sore sama ayah lagi, kayak minggu lalu, terus abis itu ayah beliin reina sama mamah bubur kacang ijo terus kita makan di teras rumah’ ucap reina dengan kepala yang masih menunduk.
‘terus reina juga pengin di anter sekolah sama ayah lagi, reina kangen nyanyi bareng ayah di sepanjang perjalanan ke sekolah. Terus kalo udah sampe sekolah reina, ayah pasti bilang. ‘udah sampai tuan putri, tuan putri sekolah yang pinter ya.’
Reina masih menundukan kepalanya dan mata indahnya terus mengeluarkan air mata, reina semakin menangis. reina benar benar merindukan waktu bersama ayahnya. ‘dan yang paling reina kangenin yah, reina kangen di peluk ayah sebelum tidur’ kata reina di tengah tangisan nya.
Mendengar suara tangisan reina, mamah reina terbangun.
‘reina, kenapa reina malem malem nangis, kenapa sayang?’ tanya mamah reina, cemas.
Reina yang mendengar suara mamah nya, ia pun langsung mengangkat kepala nya. namun ketika reina mengangkat kepala nya. ayahnya sudah tidak ada di hadapan nya.
‘tadi reina abis ngobrol bareng ayah mah, tapi pas mamah dateng ayah pergi lagi’
Sambil memeluk reina, mamah reina berkata ‘reina, reina yang sabar dan tabah ya, mamah tau reina kangen ayah, andai saja waktu itu ayah mengecek rem mobil nya, pasti ayah terhindar dari kecelakaan beruntun. Tapi reina, walaupun ayah udah gak ada di rumah kita, kasih sayang dan cinta nya akan tetap abadi, untuk reina dan mamah’
‘Reina, semua yang pernah hidup akan berpulang. kita pasti akan makan bubur kacang ijo lagi bareng ayah, seperti dulu lagi.’ Sambung si mamah.
Komentar
Posting Komentar